Travelling Saat Pandemi Coronavirus
TRAVELLING NEKAD SAAT PANDEMI CORONAVIRUS
Liburan di saat Virus Corona mulai menyerang dunia ada lah sesuatu hal yang sangat fatal, tapi mau di bilang apa lagi. Waktu itu aku harus tetap menjalankan tugas sebagai tour leader untuk membawa beberapa customers ku. Dan pada saaat itu juga belum banyak maskapai yang di batalkan dan belum banyak negara yang Lockdown juga. Secara tiket pesawat yang aku gunakan adalah Air Asia di mana jika aku merubah jadwal maka harganya akan lebih mahal. Sedangkan tiket sudah aku Booking jauh hari sebelum bencana ini datang. Perjalanan pilang kami pun tidak muda kami hadapi banyak rintangan dan cobaan di waktu yang sangat singkat.

Tepatnya tanggal 11 november trip
ku di mulai, 9 hari 8 malam Kashmir,New Delhi dan Agra. Sebenarnya seminggu
sebelum keberangkatan, aku sudah sangat stress di karenakan banyak nya masalah
yang menghampiri. Tidak hanya karena Virus Corona yang mulai menyebar di beberapa negara dan pada saat itu ada sudah 3 negara yang blacklist di seluruh dunia di tambah lagi 5 visa yang di tolak dari 7 peserta tour yang
ikut serta dengan ku dan juga pengajuan pembatalan trip dari group berikutnya. Tapi apa mau di buat tiket sudah di booking dan semuanya sudah di persiapkan dengan matang sejak jauh hari.
Kalau mau di munduri juga gak mungkin walhasil harus beli tiket lagi dan biaya
makin mahal.
Bismillah aja kami melakukan perjalalan, berjumpa di airport Kuala Namu Medan. Dengan sejuta harapan semuanya akan berjalan baik baik saja, tapi pada saat check in masalah pun mulai terlihat saat kami di bandara.
Penerbangan yang terjadwal pukul 11:55 di batalkan dan di majukan ke jam 11:00
dengan alasan efesiensi karena sedikitnya penumpang maka dari itu beberpa penerbangan di batalkan dan di gabungkan dengan penerbangan yang lainnya, gak apa lah yang penting kami tetap berangkat di hari itu juga. Dan yang paling unik bikin aku merinding dan ingin buang air ke kamar mandi karena terlalu panik, adalah katu waktu pemeriksaan E-visa untuk ambil bording pass, si embak cantik dan bersama temanya mengatakan ada beberapa E-Visa yang di batalkan walaupun sudah di setujui. Tapi alhamdulillah Visa yang aku miliki dan beberpa customers yang lainnya gak bermasalah, kami semua lolos dan kami pun tiba di malaysia tepat
jam 12 siang dengan selamat
Ada yang sedikit tidak biasa Airport Malaysia pada saat itu sangat lash sunyi,hal ini sudah mulai terlihat dari pesawat terlihat sangat lenggang dan hanya di mana mana, kami pun beristirahat sejenak sebelum melakukan penerbangan 4 jam kemudian. Tepat pukul 6 sore kami
pun terbang ke New Delhi dan hari ke 2 langsung terbang menuju Kashmir.
Begitu
tiba di Kashmir aku dapat berita dari Indonesia bahwasanya India menutup akses
masuk dari seluruh negara lain mulai tanggal 14 maret sampai 14 april. OMG aku mulai
panik karena terfikirkan trip berikutnya di tanggal 1 April. Coba telpon Air
Asia dan ternyata dari Air Asia belum ada himbauan untuk pembatalan tiket.
Makin mumet kepala ku ini, tapi aku tetap berusaha untuk fokuskan trip yang aku jalani dan
tetap positive thinking semuanya akan baik baik saja sambil melihat kemungkinan yang akan terjadi.
Tour 5 hari di Kashmir
Alhamdulillah sangat berjalan lancar, sangking bahagianya kami sempat lupa dengan keadaan di luar yang sedang pusing di karenakan Corona, tapi kebahagian itu berubah setibanya di New Delhi tepatnya di saat kami akan menghabiskan 3 hari terakhir di India. Turun dari Airport langsung menuju Agra dan ber istirahat.
Pagi hari setelah cantik lagi lagi kami dapat kabar yang idak mengasyikkan.
Taj Mahal di tutup untuk sementara waktudi mulai dari tanggal 17 Maret tak hanta Taj Mahal beberpa tempat wisata lainnya seperti Red fort dan juga tempat wisata lainnya di tutup, untuki mengurangi penyebaran Virus Corona.
Hampir putus asa dan berniat kembali ke New Delhi, tapi sebelum kembali ke New Delhi saya mencoba untuk mengambil langkah lain. Gimana pun ibu ibu yang saya bawa harus bisa melihat Taj Mahal walau tidak begitu dekat setidaknya mereka harus melihat dengan jelas. Memasuki lorong lorong di sekitar Taj Mahal sampai lah kami di sebuah Hostel yang memiliki Rooftop Restaurant dengan View Taj. Dengan biaya 50 rupee per orang kami bebas berphoto sepuasnya tanpa harus memesan makanan atau minuman. Sore harinya kami
kembali menuju New Delhi, saya pun mengantarkan ibu ibu cantik untk berbelanja oleh oleh di pasar yang terletak di sekitar Hotel. Puas berbelanja kami pun kembali ke Hotel. Sebelum tidur, iseng iseng aku cek email sambil cek berita ter up to
date tentang Corona.
Berita pertama yang aku baca ada lah Kuala Lumpur Lockdown sampai tanggal 31 maret OMG aku semakin panik
karena penerbangan pulang kami transit Kuala Lumpur. Coba menghubungi Air Asia saat itu juga, dan mereka masih menginfokan untuk pesawat transit masih di perbolehkan melewati Kuala Lumpur. Nah tepat jam 11 malam hal yang paling aku takuti akhirnya terjadi juga, Pesawat kita di batalkan keberangkatannya, ingin nangis, menjerit dan juga sempat ingin rasanya tidur aja semuanya jadi nyampur aduk di dalam kepala ku. tapi apa boleh buat kali ini aku travelling gak sendiri dan hal ini aku harus sampaikan ke mereka semua hal buruk ini. Malam itu juga kami berembuk untuk memutuskan langkah apa yang harus kami
ambil. Untung para peaserta tour sangat koperatif, rembukan malam itu berjalan lancar nya para peserta tour sepakat jam 10 pagi langsung menuju Airport dan
memesan tiket pesawat di Airport
Pagi hari sebelum sarpan
aku sempat melaporkan kedaan ku dengan pihak KBRI, mereka menjawab sementara waktu belum ada
tindakan pasti dari KBRI mereka hanya melakukan pendataan saja buat warga Indonesia yang ada di India. Kami semua sangat di sarankan untuk kembali pulang ke tanah
air sesegera mungkin menggunakan Srilanka Air ataupun Thai Airways, Waktu itu juga sudah beredar vidoe tentang Kemenlu sudah menyarankan untuk kembali segera
sebelum banyak maskapai yang menghentikan penerbangannya. Belum lagi dengar
rumor Indonesia juga Lockdown sama hal nya seperti India, walaupun yang padakenyataan nya setelah aku tanya di Airport Indonesia isu tentang Lockdown adala rumors semata .
Balik lagi ke cerita semula, kami sarapan se kenyang mungkin dan langsung bergegas menuju
Airport, setibanya di sana banyak pemandangan gak lazim, tidak sedikit orang dengan wajah panik wira wiri di Airport, semua counter
penerbangan di penuhi oleh antrian yang panjang dan banyak orang yang marah
marah dan putus asa saat itu juga. Tanpa berfikir panjang setibanya di Airport kaki ku langsung melangkah ke counter penerbangan.Counter pertama yang aku kunjungi adalah Air Asia.Sebelum selesai dangan pertanyaan ku mereka menjawab
tidak melayani penerbangan international lagi, beneran langsung mules perut ku mau ke kamar mandi , jantung ku pun semakin berdegup
kencang tapi aku tak putus asa lalu aku mencari ke counter beberapa maskapai yang lain
seperti Go Air, Indigo,Spicejet dan juga Vistara semuanya menjawab hal yang
sama. Sumpah aku makin auto lemas.
Sambil mikir aku memutar badan melihat sekeliling, terlihat ada sebuah antrian panjang melebihi antrian yang lainnya. Aku pun menuju Counter itu, dan ternyata itu adalah counter Travel Gency. Alhamdulillah untung nya masih ada
counter Travel yang menjual berbagai tiket pesawat. Dan setelah menunggu di
antrian yang panjang akhirnya aku dapat tiket pesawat dengan harga sekitar
Rp.5.400.000 menggunakan Thai Airways yang akan transit di Bangkok dan turun di Jakarta. Gila amat yah harga tiket pesawat nya 2 kali lipat dengan tiket pesawat ku ke India. Mahal sekali pemirsa, apa lagi harga tiket ini masih belum di
tambah dengan tiket pesawat menuju Medan yang senilai Rp.1.100.000 tapi ya
sudah lah yang peting kami dapat tiket pesawat dan hari itu juga bisa kembali
pulang ke tanah air.
Selesai urusan tiket dan saat itu masih
pukul 12 siang dan pesawat kami pun berangkat pukul 2 pagi jadi kami memutuskan untuk menghabiskan
waktu berbelanja di Sarijoni market meggunakan Metro (MRT nya India). Pasar ini adalah wilayah yang paling tepat untuk berbelanja oleh oleh di India, puas berbelanja jam 6 sore kembali ke
Airport. Makan malam dulu sebelum bording, sebelum masuk ke Check in counter, kami sempat berjumpa dengan beberapa orang Indonesia, mereka
terlihat termenung dan bingung. Saya dan ibu ibu yang lain sempat menghampiri
mereka dan ternyata mereka juga menggunakan maskapai yang di batalkan sama seperti kami. Kami bertanya kenapa
tidak mengambil peneerbangan sesegera mungkin. Mereka menjawab ada temannya
yang sudah 3 kali melakukan booking online tetapi pesawatnya batal berangkat
dan dia sudah menghabiskan 13 juta lebih. Wow jadi takut juga dengarnya, dan mereka
menyarankan kami harus melihat dengan pasti apakah pesawat yang kami tumpangi
tertera di layar, atau kami akan bernasip sempurna. Walah jadi makin parno kami dan bergegas masuk ke dalam.
Ahmadulillah semuanya berjalan dengan lancar, pesawat kami di pastikan berangkat juga malam itu. Di gate saya juga sempat berjumpa dengan tour leader yang lainnya dari Indonesia, dia berkata
bahwasanya banyak yang tidak bisa berangkat dan masih menunggu di depan
Airport, dan tour leader itu masih lengkap beserta customers nya, kasian rada kasihan mendengar hal ini tapi apa mau di kata saya juga gak bisa menolong, hanya bisa mendoakan yang terbaik bagi mereka. Setelah 5 jam terbang menggunakan Thai Airways kami semua sampai dengan selamat dan lolos dari test corona di Thailand dan begitu pun Indonesia.
Yah begini lah cerita singkat saya tentang traveling nekad saat Corona semoga hal ini menjadi pembelajaran buat teman teman yang menghadapi hal serupa, pada intinya yah jangan panik karena tak ada masalah yang tak bisa terselesaikan, dan juga tetap cermat juga tegas mengambil keputusan di saat genting.
0 komentar